Friday 26 July 2019

5 Seniman Unik, Melukis dengan Alat Kelamin hingga Kotoran Manusia

Ilustrasi Pameran Lukisan

5 Seniman Unik, Melukis dengan Alat Kelamin hingga Kotoran Manusia

5 Seniman Unik, Melukis dengan Alat Kelamin hingga Kotoran Manusia


Seniman sering menggunakan metode unik untuk menciptakan sebuah karya seperti lukisan. Jika dulu lukisan biasa dibuat hanya dengan tangan dan menggunakan cat, saat ini para ahli seni telah mengembangkan cara-cara yang berbeda.

Sebagian di antaranya mempergunakan api untuk menghasilkan lukisan. Dengan yang lain memanfaatkan kotoran manusia sebagai alat pewarna.

Masyarakat pun memberikan komentar yang beragam, dengan beberapa mengatakannya "menjijikkan". Namun, tak sedikit pula yang mengapresiasi.

Berikut adalah lima seniman yang menggunakan metode maupun bahan unik untuk menghasilkan lukisan.

Dengan Kotoran Manusia

[Bintang] Toilet Penuh Ilustrasi Ini Bikin Kamu Betah Nongkrong dan Selfie

Seniman Jerman Martin von Ostrowski melukis dengan kotorannya sendiri. Ostrowski pertama kali mengumumkan metodenya yang unik itu saat menggambar potret Adolf Hitler.

Dia kemudian menciptakan lukisan feses Friedrich the Great, Otto von Bismarck, dan Kaiser Wilhelm II — semuanya telah memerintah Jerman atau negara-negara pendahulunya di beberapa titik.

Pergunakan Api

Pemalsuan bunuh diri (1)

Jarang ada seniman yang menggunakan api untuk karyanya. Namun, Steven Spazuk mencobanya. Spazuk sebenarnya tidak melukis dengan api tetapi dengan jelaga dari nyala api.

Meski unik, hal itu bukan pertama kalinya. Api telah dugunakan oleh sejumlah seniman sepanjang sejarah. Bahkan, para sejarawan mencurigai manusia purba telah menggunakannya untuk membuat lukisan gua.

Spazuk menciptakan lukisan fumage dengan meletakkan karya seninya tepat di atas lilin atau obor. Jelaga dari api naik ke kertas, yang kemudian membentuk garis hitam. Setelah itu, Spazuk menggambar di sekitar jelaga menggunakan pensil atau bulu. Terkadang, ia menggunakan cat akrilik untuk menambah warna pada karya seni.

Proses membuat fumage di atas kertas agak rumit, karena kertas harus sejauh mungkin dari nyala api untuk memastikan tidak terbakar. Pada saat yang sama, juga harus cukup dekat sehingga jelaga akan membuat garis besar yang diperlukan.

Spazuk mengatakan ia mendapat ide melukis dengan jelaga setelah bermimpi tentang berkeliaran ke galeri seni. Galeri itu hitam dan putih, yang menurut Spazuk disebabkan oleh jelaga setelah kebakaran. Ia lalu mencoba teknik pengasapan pada hari berikutnya. Namun, kertas itu berulang kali terbakar hingga ia beralih ke kertas karton yang lebih tebal.

Bukan dengan Tangan, Tapi Mata

Ilustrasi mata

Graham Fink menggambar hanya menggunakan mata dan perangkat lunak komputernya. Fink menyuruh seorang programmer mengembangkan program perangkat lunak khusus yang melacak pergerakan matanya. Pengaturan bekerja dengan dua lampu inframerah yang diarahkan ke matanya.

Sebuah kamera melacak pergerakan matanya dan mengirimkannya ke perangkat lunak. Perangkat lunak ini meluruskan garis yang dibuat Fink dengan matanya, yang segera terlihat di komputernya. Dan terus seperti itu sampai Fink menyelesaikan gambarnya.

Fink membutuhkan banyak konsentrasi untuk menyelesaikan satu gambar. Perlu diketahui, ia tidak bisa menghapus apa pun. Fink mengatakan ia menghabiskan antara lima menit dan satu jam untuk membuat satu lukisan, tergantung pada tingkat konsentrasinya.

Alat Kelamin

Related image

Terdapat banyak seniman yang telah melukis menggunakan alat kelamin. Dua di antaranya adalah Tim Patch dan Milo Moire.

Tim Patch adalah seniman Australia yang melukis dengan penisnya. Tidak bercanda; dia menggunakan penisnya seolah itu kuas.

Patch mendapat ide untuk menggunakan anggotanya tubuhnya sebagai alat menggambar saat menghadiri pesta Natal. Dia dengan cepat memeriksa Internet dan senang mengetahui bahwa tidak ada yang melakukan hal serupa.

Sementara Milo Moire adalah seniman pertunjukan yang melukis dengan vaginanya. Dia menyebut bentuk seni lukisannya PlopEgg.

The Guardian mengatakan PlopEgg adalah upaya Moire yang aneh dan putus asa untuk menjadi populer.