Monday 14 October 2019

11 Juta Orang Indonesia Indonesia Alami Depresi

11 Juta Orang Indonesia Indonesia Alami Depresi 


11 Juta Orang Indonesia Indonesia Alami Depresi

KarcisToto Togel SGP – Jumlah penduduk negara Indonesia yang terpapar depresi yang berujung dengan bunuh diri yaitu sejumlah 6.1 persen atau setara dengan 11 juta orang. Angka tersebut untuk prevalensi penduduk negara berusia 15 tahun keatas.
Berdasarkan keterangan dari anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Teddy Hidayat, hasil tersebut adalahriset kesehatan dasar (riskesdas) Kementerian Kesehatan pada tahun 2018. Teddy menuliskan sedangkan guna penderita serupa di Jawa Barat menjangkau lebih dari 2 juta orang. Namun Teddy mengatakan, yang diobati melulu sebesar sembilan persen dan 91 persen lagi belum tertangani dengan baik.
“Dan masalahnya korban yang bunuh diri itu, seringkali dalam satu bulan terkahir dia telah datang ke kemudahan kesehatan dan dicek oleh dokter. Tapi kemudahan kesehatan gagal guna mendeteksinya, stres atau depresi yang menyebabkan dia bunuh diri. Padahal dia telah datang (ke kemudahan kesehatan). Mestinya tersaring terdeteksi dari situ,” kata Teddy melewati telepon, Bandung, Minggu, 13 Oktober 2019.
Teddy menyatakan gagalnya petugas medis di pusat kesehatan dalam mendeteksi seseorang terpapar depresi, dampak minimnya kemudahan kejiwaan di puskesmas atau lokasi tinggal sakit. Salah satu misalnya di Kota Bandung, sebut Teddy, bisa dihitung dengan jari yang memiliki kemudahan pemeriksaan guna gangguan kejiwaan.
Fasilitas penanganan gagguan jiwa tidak mumpuni
Selain kemudahan penanggulangan gangguan kejiwaan yang tidak mumpuni di puskesmas dan lokasi tinggal sakit, bisa jadi lainnya yang mengakibatkan jumlah penderita gangguan jiwa membludak, kurangnya keilmuan petugas medis, atau ketiadaan obat untuk permasalahan serupa. Sedangkan guna jumlah berpengalaman kejiwaan laksana dokter jiwa, jelas Teddy, tidak dapat melayani borongan jumlah penduduk yang terpapar gangguan kejiwaan.
“Pada masa tahun ’90-an, psikiater tersebut berkeliling sebulan sekali ke puskesmas dan lokasi tinggal sakit di Jawa Barat. Tapi tidak dapat menurunkan angka penderita gangguan jiwa. Sekarang diubah, masing-masing kabupaten dan kota ada psikiater dan lokasi tinggal sakitnya. Ini juga yang dilayani terbatas, sangat seorang psikiater hanya dapat melayani 50 pasien per hari,” ujar Teddy.
Padahal di Jawa Barat saja ada 70 ribu pasien guna jenis orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), Teddy menerangkan. Sebanyak 7.000 diantaranya membutuhkan tindakan rawat inap. Angka itu dirasakan oleh Teddy, nyaris tidak tertangani dengan baik.
Atas dasar itu, strategi penanganan gangguan kejiwaan mesti diolah total dari yang kini dilakukan. Caranya dengan mengerjakan pelayanan menurut komunitas yang mesti dikembangkan.
“Untuk obat – obatannya sendiri dijamin kurang dan tersebut tanggung jawab pemerintah. Yang mestinya diasuh inap kan 7.000 orang, kasusnya sendiri 70 ribu di Jawa Barat. Sementara yang diasuh di Rumah Sakit Jiwa Cisarua sekarang ada 200-an, di lokasi lain sangat 200 juga. Di lokasi tinggal sakit dan kemudahan lain bila dijumlahkan total sangat 600-an, sisanya lagi yang 6.000 lagi kemana? Siapa yang memungut?” cerah Teddy.
Atas dasar data jumlah penduduk negara yang terpapar gangguan jiwa tidak ditangani dengan maksimal itu, mengakibatkan banyaknya penderita serupa menggelandang di jalan. Hal tersebut harus ditangani dengan baik, dan menghindari adanya praktik pemasungan untuk penderita kejiwaan.