Sunday 7 July 2019

Bukan Buah Leci Yang Menjadi Penyebabnya, Ini Penyebab Wabah Virus Otak yang Menewaskan 120 Anak India

buah leci dituduh menjadi penyebab wabah virus otak yang menewaskan 120 anak di India (AFP Photo)

Bukan Buah Leci Yang Menjadi Penyebabnya, Ini Penyebab Wabah Virus Otak yang Menewaskan 120 Anak India

Bukan Buah Leci Yang Menjadi Penyebabnya, Ini Penyebab Wabah Virus Otak yang Menewaskan 120 Anak India


KARCISTOTO Banyak pihak menuliskan penyebab serangan virus benak yang menewaskan nyaris 120 anak di India timur, tidak saja karena buah leci dan gelombang panas yang memburuk.

NONTON MOVIE Berdasarkan keterangan dari pengamat, terdapat dua penyebab fundamental yang sebetulnya dapat dicegah, yaitu kemiskinan dan buruknya tata kelola pemerintahan.

BANDAR TOTO ONLINE Sebagai misal di kota Hichara di negara unsur Bihar, di mana wabah virus benak masih berkecamuk, tidak terdapat toilet, tidak terdapat pasokan air bersih, dan tidak ada penyaluran gas dari pemerintah India.

Kematian fatal di Bihar sudah disalahkan pada Acute Encephalitis Syndrome (AES), sebuah peradangan benak yang memprovokasi anak-anak yang kelemahan gizi di bawah 10 tahun, di mana serangan tersebut terjadi dengan paling cepat.

Episentrum wabah itu terjadi di wilayah Muzaffarpur, yang tidak jarang kali menjadi pusat panen leci di kala musim panas, tepat saat penyakit virus benak melonjak masing-masing tahun.

Kebun-kebun yang rimbun di wilayah tersebut ditumbuhi bundel buah tropis yang berair, dengan kulit merah muda yang menggoda, di mana digemari anak-anak setempat yang kelaparan.

"Ini ialah leci mentah yang menjadi masalah," kata Arun Shah, seorang dokter anak yang sudah meneliti gejala tersebut secara luas di India.

"Ini berisi racun dan andai dimakan oleh anak yang kelemahan gizi, tersebut akan mengakibatkan penurunan glukosa secara tiba-tiba yang memprovokasi otak," kata Shah untuk AFP.

Tetapi bahkan andai leci yang mesti disalahkan, kematian mungkin dapat dihindari andai penduduk setempat mempunyai akses ke perawatan kesehatan yang lebih baik, kata semua ahli.

Diperparah dengan Buruknya Fasilitas Kesehatan

800 Juta Warga India Hidup Dalam Kemiskinan

Sementara itu, di Sekolah Tinggi dan Rumah Sakit Medis Sri Krishna (SKMCH), di mana mayoritas korban virus benak meninggal, pemadaman listrik tidak jarang terjadi, bahkan di dalam unit perawatan intensif.

Pasien berbagi lokasi tidur atau istirahat di lantai. Tidak terdapat pendingin udara, dan sampah dilemparkan di lokasi terbuka di halaman belakang.

Dindingnya diwarnai dengan ludah sirih, serta seprai terkena tidak sedikit noda darah dan urin.

India sedang di peringkat 103 dari 119 negara dalam Indeks Kelaparan Global tahun lalu.

Namun, haya satu persen dari total penghasilan nasional India yang dianggarkan untuk perawatan kesehatan, di mana menjadikannya di antara yang terendah di dunia.

Survei Kesehatan Keluarga Nasional mengatakan nyaris separuh anak balita di Muzaffarpur terhambat, yaitu sekitar 60 persen menderita anemia, dan lebih dari 40 persen kelemahan berat badan.

Sebuah survei oleh kementerian kesehatan India mengejar bahwa tidak satu juga dari 103 pusat kesehatan utama Muzaffarpur --dan satu-satunya pusat kesehatan masyarakat-- yang bahkan dirasakan layak guna evaluasi.

1.350 Anak Meninggal dalam Satu Dekade Terakhir

Ratusan wanita berunjukrasa menuntut penanganan kasus serangan virus otak yang mengancam anak-anak setempat (AP/Altaf Qadri)

Negara bagian tersebut telah menonton sekitar 1.350 anak-anak meninggal dampak AES dalam sepuluh tahun terakhir, tergolong 355 permasalahan pada 2014, meskipun hingga tahun ini kematian sudah menurun tajam, demikian diadukan Hindustan Times.

"Malnutrisi ialah penyebab utama dan leci beraksi sebagai pemicu," kata Shah.

"Anak-anak kaya pun mengkonsumsi leci, tetapi kenapa mereka tidak meninggal?" lanjutnya mengkritik.

Shah menjelaskan, bahwa di dekat Hichara, ada sejumlah ambulans yang biaya sewanya berkisar anatar 500 sampai 1.000 rupee, atau setara Rp 101 ribu sampai Rp 203 ribu.

Kisaran harga tersebut dirasakan sangat mahal untuk penduduk setempat, yang asumsinya kemiskinannya bisa disetarakan dengan kepemilikan satu ponsel di masing-masing keluarga.

"Jika memilih menyusuri jalan setapak mengarah ke jalan utama guna naik becak motor ke lokasi tinggal sakit ekuivalen 400 rupee (sekitar Rp 81.000), memerlukan waktu satu jam berlangsung kaki," jelas Shah.