Thursday 11 July 2019

Fakta di Balik Gempa Bumi yang Jarang Orang Ketahui

Gempa Bumi

Fakta di Balik Gempa Bumi yang Jarang Orang Ketahui

Fakta di Balik Gempa Bumi yang Jarang Orang Ketahui


Gempa bumi telah ada semenjak lampau. Bukti pada masa kemudian itu dapat ditelusuri sampai tahun 1831 Sebelum Masehi di Provinsi Shandong, Tiongkok. Namun, pendaftaran yang lumayan lengkap baru mulai dilaksanakan pada tahun 780 SM, sekitar masa pemerintahan Dinasti Zhou di China.

Kala itu, orang-orang tak mengerti kenapa tanah yang mereka pihak berguncang hebat -- yang tak hanya dominan menghancurkan, namun juga dapat mengundang gelombang raksasa datang dan menerjang.

Pun dengan penduduk Jepang, ketika gempa Ansei-Nankai pada 1854 menghabisi selama 10.000 nyawa.

Mereka sibuk menyalahkan fauna mistis, seekor lele raksasa atas kematian dan kerusakan dampak gempa yang diduga berkekuatan 8,4 skala Richter itu.

Lele mempunyai nama Namazu tersebut konon bermukim di perut bumi, tepat di bawah Jepang. Gerakan binal ikan berwarna hitam dan berkepala gepeng itu dipercayai memicu guncangan hebat.

Hanya Dewa Kashima yang dapat mengendalikan polahnya. Menggunakan batu besar yang ditaruh di kepala fauna itu. Mirip matador yang menunggang banteng.

Saat pemantauan Dewa Kashima lengah, Namazu menjadi liar. Gempa juga terjadi. Di lokasi dan latar kebiasaan yang berbeda, orang-orang menyalahkan kura-kura, sapi, babi, babi rusa, amarah dewa, sampai penghukuman atas dosa-dosa insan sebagai penyebab lindu.

Baru pada 1760, penyebab gempa diterangkan secara ilmiah oleh insinyur asal Inggris John Michell -- yang lantas menjadi bapak seismologi kesatu. Ia menyebut, gempa dan gelombang energi yang diakibatkannya diakibatkan pergeseran batuan yang terletak jauh di bawah tanah.

Meski gempa sudah mengguncang di sepanjang kemajuan manusia, namun, terdapat sejumlah kenyataan gempa yang belum tidak sedikit diketahui orang, dari yang tersiar ilmiah sampai yang seakan 'gila' -- yang tak terbayangkan.

Berikut 13 kenyataan gempa yang tak tidak sedikit diketahui orang yang :

Bulan Maret Paling Berpotensi Gempa?


1. Pada tahun 2010, berpengalaman dari Missouri University of Science & Technology. Stephen S. Gao mengatakan, kurun masa-masa 15 ke belakang, kegiatan seismik Bumi menjadi lebih aktif. Namun tak seluruh ilmuwan setuju dengannya.

Sebelumnya, dalam pembicaraan dengan Liputan6.com, berpengalaman geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Danny Hilman Natawijaya mengatakan, gempa kian tidak jarang terjadi pasca lindu dahsyat dan tsunami Aceh pada 2004.

"Gempa Aceh 2004 mendongkrak stres (tekanan). Seperti kita, Bumi juga dapat stres. Gempa besar mendongkrak level stres," tambah dia.

2. Kota San Francisco bergerak mendekati Los Angeles, rata-rata 2 inchi masing-masing tahun -- kecepatan yang sama seperti perkembangan kuku tangan Anda.

Pergerakan itu terjadi saat dua sisi patahan (fault) San Andreas saling menghujam satu sama lain. Dalam sejumlah juta tahun lagi, kedua kota itu akan menyatu.

Sebelumnya, gempa dahsyat yang mengguncang Baja, California dan barat daya Amerika Serikat, 4 April 2010, sudah menggeser batas Kota California. Demikian diungkap radar Badan Antariksa AS, NASA.

Calexico, California -- dekat perbatasan AS-Meksiko bergeser lebih dari 2,5 kaki atau 80 centimeter ke unsur selatan dan permukaannya turun dampak gempa dengan kekuatan 7,2 skala Richter.

Gempa dahsyat dinamakan El Mayor-Cucapah, berpusat di 52 kilometer sebelah unsur selatan dari tenggara Calexico -- ini ialah gempa terbesar yang mengguncang wilayah tersebut dalam 120 tahun.

3. Sejumlah orang meyakini, Maret ialah bulannya gempa. Namun, anggapan tersebut tak ilmiah.

Memang benar, pada tanggal 28 Maret 1964, Prince William Sound, Alaska, diguncang gempa 9,2 skala Richter -- di antara yang terbesar yang pernah mengguncang.

Sebanyak 125 orang meninggal dunia kala itu. Lindu pun menyebabkan kerugian properti sebesar US$ 311 juta.

Sementara, pada 9 Maret 1957, Andreanof di Kepulauan Alaska diguncang lindu dengan kekuatan 9,1 SR.

Namun, tiga gempa terbesar di AS yang terjadi lantas pada bulan Februari, November, dan Desember.

Gempa besar yang mengguncang Chile pada 2010 terjadi pada tanggal 27 Februari. Dan lindu dahsyat 9,1 SR yang dibuntuti tsunami dahsyat di Aceh dan sebanyak wilayah pesisir Samudera Hindia terjadi pada 26 Desember 2004.

Meski demikian, gempa 9 SR dan tsunami Jepang yang menewaskan selama 15 ribu orang dan merangsang krisis nuklir sangat parah semenjak Perang Dunia II di Negeri Sakura -- terjadi pada 11 Maret 2011.

Gempa Bisa Menggeser Poros Bumi

Gempa Bumi

4. Ada selama 500.000 gempa yang terjadi dalam satu tahun di semua dunia -- minimal yang terdeteksi oleh instrumen sensitif. Sekitar 100 ribu di antaranya dapat dirasakan, dan 100 atau lebih berpotensi mengakibatkan kerusakan.

Setiap tahun wilayah California selatan merasakan sekitar 10.000 gempa, namun banyak sekali tidak dialami oleh warga.

Sementara, Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) menebak jutaan kali gempa terjadi di semua dunia masing-masing tahunnya. Banyak di antaranya yang tak terdeteksi oleh badan-badan meteorologi dan geofisika yang tersebar di muka Bumi.

Setidaknya, terdapat gempa dengan skala 8 Skala Richter yang mengguncang masing-masing tahun, sedangkan 15 lindu berkekuatan 7-7,9 SR terjadi selama 15 kali.

5. Matahari dan Bulan ternyata mengakibatkan tremor. Sudah lama diketahui bahwa kedua benda langit tersebut menciptakan pasang di kerak Bumi -- versi yang paling kecil dari pasang surut laut.

Beberapa peneliti mengatakan, pesona Matahari dan Bulan memicu getaran di bawah tanah di sepanjang patahan San Andreas.

Sejumlah orang pun meyakini, gejala supermoon dapat memicu gempa.

Sejumlah bencana memang kebetulan berdampingan dengan gejala langit itu, tergolong gempa dan tsunami Jepang 11 Maret 2011. Namun, tidak sedikit ilmuwan yang menyebut, anggapan tersebut omong kosong belaka.

6. Sebuah kota di Chile bergeser 10 kaki atau selama 3 meter saat gempa 8,8 SR mengguncang pada 27 Februari 2010.

Pergeseran di kerak Bumi menggeser kota itu ke arah barat. Tak melulu itu, lindu pun menggeser poros Bumi dan memperpendek umur hari. Demikian disebutkan para ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Perubahan poros bumi tidak signifikan, tetapi dilangsungkan permanen di mana, menurut perhitungan awal, satu hari bakal akan menjadi lebih pendek 1,26 mikrodetik. Satu mikrodetik setara dengan satu per satu juta detik.

Tsunami Aceh Bikin Bumi Kian Bulat

Pantauan Udara Sejumlah Kawasan yang Terdampak Gempa Aceh

7. Tak terdapat yang disebut 'cuaca gempa' (earthquake weather). "Secara statistik, masa-masa terjadinya gempa merata dalam cuaca dingin, cuaca panas, cuaca hujan, dan sebagainya," demikian menurut keterangan dari Badan Survei Geologi AS (USGS).

Para ilmuwan mengatakan, tak terdapat peluang untuk cuaca untuk memprovokasi kekuatan yang terkandung sejumlah kilometer di bawah permukaan Bumi di mana gempa berpusat.

Perubahan desakan udara di atmosfer paling kecil dikomparasikan dengan kekuatan di kerak Bumi. Efek desakan udara tidak dapat mencapai bawah tanah.

8. Tonjolan Bumi terpangkas sedikit ketika gempa 9,1 SR di Aceh -- yang merangsang tsunami mematikan pada 26 Desember 2004. Tonjolan pada perut Bumi berhubungan dengan pengukuran dari kutub ke kutub.

Dengan berkurangnya tonjolan itu, planet anda menjadi lebih bulat.


9. Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) ialah wilayah yang sangat aktif secara geologis Bumi.

'Cincin' yang nyatanya bentuknya serupa tapal kuda tersebut meliputi 400 gunung bawah laut dan menghampar 25 ribu mil dari Selandia Baru, melalui Indonesia, Jepang, China, Rusia, Selat Bering, dan selesai di Amerika Selatan.

Di lokasi tersebut, selama 90 persen gempa bumi di dunia terjadi, demikian menurut keterangan dari USGS.

10. Eksploitasi minyak ternyata dapat memicu gempa kecil atau minor. Sebab, minyak lazimnya ditemukan dalam sedimen lembut dan licin.

Ketika ditambang, batuan lain bakal bergerak untuk memenuhi kekosongan tersebut dan membuat peristiwa 'mini-seismik' yang tak dapat dirasakan manusia.

Gempa Paling Mematikan

Gempa Bumi

11. Gempa bumi terbesar yang pernah terdaftar berkekuatan 9,5 SR di Chile pada 22 Mei 1960.

Kekuatan tersebut lebih banyak dari kekuatan gempa yang merangsang tsunami di pesisir Aceh dan Samudera Hindia pada 24 Desember 2004 yang sebesar 9,1 SR.

Episentrum atau pusat gempa sedang di lepas pantai dekat Canete, selama 900 km sebelah unsur selatan Santiago, ibukota Chile. Lindu terjadi sebagai dampak subduksi lempeng Nazca ke bawah lempeng Amerika Selatan.

Akibatnya sungguh luar biasa, kerusakan terjadi di mana-mana. Terutama di Valdivia, di mana separuh bangunan yang terdapat di sana hancur lebur. Sehingga gempa tersebut disebut '1960 Valdivia Earthquake (Terremoto de Valdivia)' atau 'Great Chilean earthquake (Gran terremoto de Chile)'.

Tak melulu itu, korban yang selamat dari gempa mesti menghadapi kejutan yang sama sekali tak dinanti: tsunami.

Sekitar 15 menit pascagempa, gelombang raksasa setinggi 25 meter menghantam distrik pesisir. "Ribuan orang tewas," demikian diberitakan kala itu, laksana dikutip dari website CBS News.

"Seperempat warga Chile, atau lebih dari 2 juta orang, menjadi tunawisma. Seluruh kota porak poranda."

Diperkirakan jumlah korban tewas di Chile menjangkau 1.655 orang. Termasuk saudagar sangat kaya di Maullin, Ramon Atala. Meski selamat dari gempa, "ia kehilangan nyawa saat mengupayakan menyelamatkan barang berharga miliknya," demikian dimuat NOAA.

Gelombang kejut dampak gempa di Chile juga dialami seluruh dunia, merangsang tsunami mematikan. Lalu, 15 jam kemudian, ombak raksasa menghantam Hilo dan Big Island di Hawaii -- yang jaraknya lebih dari 6.000 mil dari Chile. Akibatnya, 600 lokasi tinggal rusak, 185 orang ditetapkan tewas atau hilang.

Tak berhenti hingga di situ. Sehari kemudian, tsunami setinggi lebih dari 5 meter menerjang Jepang, menewaskan 138 orang. Ombak gergasi kemudian memantul, menyeberangi Samudera Pasifik, mengarah ke Filipina -- mengakibatkan 32 orang tewas atau hilang -- lantas ke pantai barat AS dan menciptakan kehancuran di California.

12. Gempa di satu sisi Bumi dapat mengguncang sisi lainnya. Para berpengalaman seismologi mempelajari gempa besar tahun 2004 di Aceh, yang merangsang tsunami dahsyat di Samudera Hindia.

Para berpengalaman menemukan, gempa sudah melemahkan paling tidak beberapa Patahan San Andreas.

Sementara, gempa Chile tahun 1960 mengguncang semua Bumi selama sejumlah hari.

Sebuah gejala yang dinamakan osilasi terukur oleh stasiun seismik yang tersebar di semua dunia.

13. Gempa sangat mematikan dalam sejarah insan terjadi pada 23 Januari 1556 di Shansi, China.

Kala itu, gempa dengan magnitude selama 8 SR mengguncang Tiongkok. Guncangan yang terjadi dalam hitungan menit memunculkan malapetaka.

"Di distrik Hua, urusan buruk silih berganti terjadi. Pegunungan dan sungai-sungai berganti posisi, jalanan juga rusak. Di sejumlah tempat tanah tiba-tiba naik menyusun bukit baru, atau ambles menjadi cekungan lembah," demikian diceritakan dalam daftar sejarah Tiongkok, laksana Liputan6.com kutip dari kitab 30 Years' Review of China's Science & Technology, 1949-1979.

Aliran sungai meledak hebat, tanah rekah menyusun rongga panjang selebar selokan. Air muncrat di sana-sini.

Semua bangunan hancur. Nyawa insan pun melayang secara masif. Setidaknya 830 ribu orang atau 60 persen populasi distrik terdampak tewas dampak gempa dahsyat, kebakaran yang terjadi sekitar berhari-hari, beku di tengah udara dingin, banjir, atau bahkan penjarahan yang merajalela setelahnya.