Monday 26 August 2019

Mahasiswi UNS yang Tewas Tertabrak Truk Tetap Diwisuda, Sang Ibu Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Terima Ijazah Putrinya: Harusnya Dia yang Maju Wisuda



Mahasiswi UNS yang Tewas Tertabrak Truk Tetap Diwisuda, Sang Ibu Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Terima Ijazah Putrinya: Harusnya Dia yang Maju Wisuda

Mahasiswi UNS yang Tewas Tertabrak Truk Tetap Diwisuda, Sang Ibu Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Terima Ijazah Putrinya: Harusnya Dia yang Maju Wisuda....


Masih ingat dengan kecelakaan Puskesmas Mojosongo pada 25 Juli 2019 lalu?

Ya, kecelakaan Puskesma Mojosongo itu mengakibatkan seorang mahasiswi UNS bernama Irza Laila Nur Trisna Winandi (21) meninggal dunia.

Sebagai penghormatan terakhir untuk Irza, mahasiswi UNS tingkat akhir itu tetap diwisuda oleh pihak kampus.

Seperti yang telah diketahui, Irza menjadi satu-satunya korban tewas dalam kecelakaan Puskesmas Mojosongo.

Irza meninggal dunia saat sebuah truk tronton menabrak Puskesmas Mojosongo, Jalan Raya Boyolali - Solo Km 4 Mojosongo, Boyolali, Kamis (25/7/2019) lalu.

Nahasnya, korban meninggal dunia beberapa jam sebelum melaksanakan ujian skripsinya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Kabar meninggalnya mahasiswi jurusan Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer (PTIK) FKIP UNS angkatan 2015 itu pun mengejutkan pihak kampus.

Meski korban telah tiada, pihak kampus UNS tetap melaksanakan wisuda untuk Irza.

Dikutip dari Kompas.com dan Tribun Solo, almarhum Irza Laila Nur Trisna Winandi (21) diwisuda di auditorium UNS pada Sabtu (24/8/2019) kemarin.

Orang tua Irza, Nurokhman dan Dwi Yani Merbawaningrum datang ke acara wisuda tersebut.

Kedua orang tua Irza tak kuasa menahan tangis saat Rektor UNS, Jamal Wiwoho, menyerahkan ijazah almarhum putri mereka.

Penyerahan ijazah ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan UNS kepada mendiang Irza yang telah meninggal dunia.

Sang ibu, Dwi, mengatakan jika keluarganya sudah tiba di UNS sejak pukul 06.30 WIB.

"Acara (wisuda) dimulai pukul 07.30 WIB. Saya naik podium untuk mengambil ijazah anak saya pukul 08.30 WIB," kata Dwi, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu.

Dwi bercerita, jika ia sangat berharap bisa melihat putrinya memakai toga dan menerima ijazah sendiri.

Namun apa daya, Tuhan berkehendak lain.

"Kami datang diwisuda dengan harapan anak kami masih ada dan kami melihat anak kami memakai toga dan menerima ijazahnya sendiri gitu," ujar Dwi.

Sebagai seorang ibu, ia mengaku tak dapat menahan air matanya saat menerima ijazah berjudul 'Pengaruh Penggunaan Game Online terhadap Kreativitas Mahasiswa dan Hasil Belajar Mahasiswa PTIK UNS dalam Mata Kuliah Pemrograman Komputer' yang ditulis putrinya itu.

"Ya tadi menangis keinget anak saya, harusnya dia yang maju wisuda, tapi ya sudah," ungkap Dwi dengan mata yang masih berkaca-kaca.

Meski begitu, Dwi mencoba menguatkan diri dengan rasa bangga saat menerima ijazah putrinya.

"Hari ini walaupun banyak sedihnya juga banyak bangganya," ucap Dwi.

Hal yang sama juga dirasakan oleh ayah Irza, Nurokhman.

Nurokhman mengaku sangat berterimakasih atas penghargaan yang telah diberi pihak kampus UNS untuk mendiang putrinya.

"Kami atas nama keluarga mengucapkan beribu terima kasih terhadap UNS, kepada Bapak Rektor dan jajaran".

"Dengan diwisudanya anak saya mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi keluarga," ucap Nurrokhman. ()