Saturday 14 September 2019

Alasan Bulu Merinding saat Ketakutan atau Kedinginan



Alasan Bulu Merinding saat Ketakutan atau Kedinginan


Ilustrasi merinding (pixabay.com)

KarcisToto Togel SGPAnda tentu pernah menikmati merinding, yaitu ketika bulu di kulit terlihat berdiri tegak. Biasanya tersebut terjadi ketika Anda merasa dingin, takut, terangsang secara seksual, atau terpesona. Apa penyebabnya?

Istilah merinding biasa pun disebut dengan goosebumps. Tidak terdapat yang tahu tentu dari mana asal kata tersebut. Dalam istilah medis, merinding disebut pun dengan piloerection, cutis anserina, atau horripilation.

Seseorang bakal merasa merinding saat merasa dingin, takut, sedih, senang, terangsang secara seksual, atau merasakan perasaan emosional yang lumayan kuat. Bahkan merinding juga dapat terjadi ketika kita menjalani kegiatan sehari-hari seperti saat sedang buang air kecil.

Ini ialah reaksi spontan tubuh yang sehubungan dengan pertahanan diri. Pada manusia, barangkali hal ini tidak bakal terlihat signifikan. Bahkan kita dapat tidak tahu saat orang di sebelah anda sedang merinding.

Namun pada hewan terutama mamalia yang berbulu tebal, fase merinding menciptakan bulu mereka mengembang dan berdiri tegak. Hal ini sering terjadi saat mereka mesti berhadapan dengan musuh sampai-sampai tampak lebih banyak dan menakutkan.

Lalu, apa urusan yang dapat menjadi penyebab merinding? Pertama, merinding ialah cara tubuh menghangatkan diri. Kerap kali orang merasa merinding saat menapakkan kaki ke luar lokasi tinggal di tengah musim dingin atau udara bersuhu rendah. Ketika urusan ini terjadi, otot yang terhubung dengan folikel rambut bakal berkontraksi. Akibatnya, kulit di dekat folikel menegang dan unik rambut yang terhubung.

Pada hewan pun, teknik ini bisa menjadi teknik untuk menciduk udara sampai-sampai terjadi insulasi (proses menyimpan panas supaya tidak terbit tubuh). Ketika tubuh telah merasa lebih hangat, bulu bakal perlahan ‘tertidur’ kembali. Biasanya, rasa merinding melulu berlangsung sejumlah detik.

Kedua, teknik tubuh merespons emosi. Ada tidak sedikit cara tubuh merespons emosi yang begitu kuat. Respons yang sangat umum ialah meningkatnya kegiatan elektrik di otot bawah kulit dan meningkat cepatnya seseorang bernapas. Kedua urusan ini dapat merangsang terjadinya merinding.

Tak melulu itu, merinding juga seringkali identik dengan reaksi ketika mendapat sentuhan. Entah tersebut merasa senang atau sedih, atau dua-duanya terjadi di ketika bersamaan.

Atau lihat saja bagaimana seseorang dapat merasa merinding sejumlah kali ketika sedang menyaksikan bioskop. Bandingkan dengan saat dia memperhatikan lagu yang pun emosional. Hal ini sehubungan dengan stimulus visual.

Merinding sebab masalah medis

Meskipun kedua keterangan tentang penyebab merinding di atas sifatnya melulu terjadi selama sejumlah detik, ada pun merinding yang sehubungan dengan masalah medis.

Bisa jadi, merinding merupakan fenomena penyakit laksana keratosis pilaris, disrefleksia, temporal lobe epilepsy, sampai penyakit dampak virus laksana demam.

Salah satu misalnya datang dari lelaki berusia 49 tahun yang memeriksakan diri ke dokter sebab ia terus menerus merasa merinding. Dalam sehari, ia dapat merasa merinding sejumlah 8-12 kali.

Tak melulu itu, pasien tersebut pun merasa lemah, daya ingat menurun, sampai merasa tidak konsentrasi dengan waktu. Peneliti menyebutnya gejala post-ictal. Dia tidak merasa pusing, namun hadir mati rasa di unsur kepala.

Ketika ditanya lebih jauh, lelaki ini berprofesi sebagai pekerja penggali mesin yang keseharian mengoperasikan mesin di kedalaman 20 meter bawah tanah. Ketika menanyai rekan-rekan seprofesinya, tidak terdapat yang merasakan hal serupa.

Dari hasil scan, diketahui bahwa terdapat tumor benak yang lumayan masif di unsur kanan. Sejak ketika itu, ia menjalani penyembuhan seperti kemoterapi guna memperkecil ukuran tumor dan tidak lagi merasakan keluhan itu pada tahun 2002.

Berdasarkan penelitian, merinding rupanya menjadi salah satu fenomena yang dirasakan pasien penderita tumor otak. Kaitannya seringkali dengan lokasi lobus temporalis, area korteks benak besar yang bermanfaat untuk memproses indera, bahasa, emosi, dan ingatan.

Merinding, belum pasti ada masalah medis

Meskipun ada riset yang melafalkan hubungan antara merinding dengan masalah medis laksana tumor otak, tetapi bukan berarti tersebut yang tentu terjadi. Lagi-lagi, merinding melulu adalahrefleks tubuh ketika ada stimulus tertentu.

Namun urusan ini tidak tampak signifikan pada manusia sebab jumlah bulu yang tidak terlampau banyak. Berbeda dengan binatang-binatang yang sekujur tubuhnya diisi bulu.

Dengan demikian, penyebab merinding dapat disimpulkan sebagai respons tubuh saat otot yang terhubung dengan folikel rambut berkontraksi. Konsekuensinya, rambut yang terhubung bakal menegang sampai-sampai tampak laksana berdiri atau merinding.