Monday 9 September 2019

Doggy Style Disebut Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Reproduksi Wanita, Benarkah?



Doggy Style Disebut Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Reproduksi Wanita, Benarkah?


Doggy Style Disebut Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Reproduksi Wanita, Benarkah?

Isu yang beredar di kalangan perempuan, bila mau bisa anak laki-laki, pakai doggy style. Posisi ini dipercayai membuat penis mengerjakan penetrasi lebih dalam sampai-sampai sperma mendominasi mulut rahim.

Namun, dr. Boyke Dian Nugraha SpOG, MARS menyebut tersebut mitos.

Berdasarkan keterangan dari dr. Boyke, jenis kelamin bayi tidak diprovokasi gaya bercinta melainkan situasi keasaman vagina, jenis sperma yang membuahi, dan gaya hidup yang diterapkan pasutri. Kondisi asam dan basa pada vagina dapat dikondisikan. 

“Jika hendak anak laki-laki, ceboklah dengan air yang dibaur setengah sendok baking soda agar tercipta situasi basa. Jika Anda hendak anak perempuan, ceboklah menggunakan air bercampur separuh sendok teh asam cuka yang biasa digunakan buat memasak. Berdasarkan riset yang saya baca, efektivitasnya menjangkau 78 sampai 80 persen,” Boyke membeberkan.

Kalau tidak inginkan ribet dengan pekerjaan cebok, suami harus dapat membuat istri menjangkau orgasme alami.

“Saat istri orgasme, situasi vagina menjadi basa. Biasanya bayi yang nanti bermunculan cowok. Kalau istri tidak orgasme, situasi vagina asam, maka lahirlah anak perempuan,” imbuh dia.

Rumor beda yang berkembang, doggy style dominan  buruk terhadap kesehatan reproduksi perempuan sebab invasi penis yang terlampau dalam. Lagi-lagi Boyke menepis. Menurutnya, doggy style sangat mengasyikkan dan malah membuat stamina lelaki lebih tahan lama. 

“Begini, posisi misionaris menciptakan pria cepat lelah sebab pinggulnya aktif bergerak saat mengerjakan penetrasi. Dalam doggy style, wanita turut memegang peran urgen dalam proses penetrasi sampai-sampai suami dapat menyimpan cadangan energi untuk mengerjakan serangan balik. Doggy style menciptakan hubungan intim lebih lama 5 hingga 7 menit,” ujarnya. 

Gaya yang berisiko sebetulnya woman on top. Ketika ereksi suami telah optimal dan istri terlalu energik menggoyang, penis dapat patah atau paling tidak memar.

“Benar, bahwa penis tidak bertulang tapi, kan dapat mengeras. Goyangan yang terlampau mengentak menciptakan penis merasakan fraktur alias patah. Ini terjadi sebab adanya luka di trabekula (tonjolan otot) penis,” tutup Boyke.