Monday 16 September 2019

Interview: Livi Zheng Ngotot Klaim Tembus Oscar



Interview: Livi Zheng Ngotot Klaim Tembus Oscar


Livi Zheng [Suara.com/Evi Ariska]

Karcistoto Togel SingaporeNama Livi Zheng belakangan jadi perhatian publik Indonesia setelah hadir sejumlah perkabaran yang mempertanyakan kredibilitasnya sebagai sutradara film.

Livi Zheng bahkan sempat diundang datang ke suatu acara televisi swasta dan dihadapkan pada panelis yang terdiri dari pengamat film dan sineas, tergolong Joko Anwar. Di sana, kredibilitas Livi seakan diuji.

Di acara tersebut, Joko Anwar yang adalahsutradara film Gundala, membuka mata publik bahwa terdapat perbedaan antara film yang lolos nominasi Oscar dan baru didaftarkan ke Oscar.

Sementara Livi menyinggung dua filmnya, yaitu Brush with Danger dan Bali: Beats of Paradise relevan disebut menjebol Oscar sesudah lolos seleksi nominasi Oscar. Joko bertolak belakang pendapat dan menilai film Livi baru lolos administrasi, bukan diseleksi menurut kualitas.


meminta waktu untuk kepada Livi Zheng guna diwawancarai secara khusus di sela-sela kedatangannya ke Dewan Pers tempo hari lalu.

Sayangnya, Livi tak mau dengan dalil waktu dan meminta supaya reporter kami mengirim pertanyaan yang dikemukakan melalui surat elektronik (surel).

Di dalam surel, kami bertanya mengenai perjalanan karier dan pun menyinggung soal kehebohan yang terjadi belakangan ini. Berikut wawancaranya:

Sejak kapan kita mulai terjun ke dunia perfilman?

Saya mulai terjun kedunia perfilman saat kuliah.

Kenapa tertarik dengan dunia perfilman?

Karena semenjak kecil kegemaran bela diri jadi saya tertarik di dunia perfilman khususnya film action.

Apa saja film yang pernah kita buat?

Film layar lebar yang saya sutradarai Brush with Danger?, Insight, dan Bali: Beats of Paradise.

Tantangan di dunia industri film laksana apa?

Kalau di Amerika tidak sedikit sekali saingannya sebab kita bukan hanya berlomba dengan orang Amerika, namun kita berlomba dengan semua dunia.

Film kita benar masuk Oscar?

Betul. Bali: Beats of Paradise masuk susunan Feature Films In contention for 2018 Best Picture Oscar dan Brush with Danger masuk susunan Feature Films In contention for 2014 Best Picture Oscar.

Livi Zheng lantas melampirkan data dari web Oscars.org yang berjudul 347 Feature Films In Contention For 2018 Picture Oscar. Film Bali: Beats of Paradise tertera di sana. Di samping itu, ada pun data dari web Oscars.org berjudul 323 Feature Films In Contention For 2014 Best Picture Oscar. Di situ, tertera film Brush With Danger.

Bagaimana kita menanggapi pendapat beda kalau tersebut bukanlah lolos Oscar, tetapi baru lolos administrasi?

Saya tanggapi dengan fakta. Kan semuanya dapat dicek di situs Oscar.

Kalau terdapat yang bilang kita belaga Hollywood bagaimana?

Berdasarkan keterangan dari Miriam Webster Dictionary Hollywood ialah "the American motion-picture industry". Berdasarkan keterangan dari David Mullich, seseorang yang telah menyaksikan dan menilai lebih dari 2500 film di iMDB, Hollywood ialah sebuah nama yang mendeskripsikan industri perfilman di Amerika.
Hollywood dibuka di Los Angeles, California. Jadi yang dinamakan film Hollywood ialah film yang di buatan di Amerika. Film-film layar lebar yang saya sutradarai di buatan dan di penyaluran di Amerika.

Tak tidak banyak sineas Indonesia mempertanyakan kredibilitas Anda. kita jadi merasa dimusuhi oleh mereka?
Nggak kok.

Bagaimana Anda menyaksikan pemberitaan tentang kamu di media yang dirasakan merugikan dan laksana apa kita menanggapinya?

Kami telah laporkan ke Dewan Pers. Hasilnya saya lampirkan (keputusan Dewan Pers).

Menindaklanjuti pengaduan tersebut, Dewan Pers sudah meminta klarifikasi untuk Pengadu dan Teradu pada hari Senin, 9 September 2019, di sekertariat Dewan Pers Jakarta, Pengadu dan Teradu hadir. Berdasarkan klarifikasi tersebut, Dewan Pers menilai serangkaian tulisan Terpadu melanggar Pasal 1 dan 3 Kode Etik Jurnalistik, sebab menyajikan berita yang tidak akurat, tidak uji informasi, tidak berimbang dan menghakimi. Teradu mesti memuat hak jawab disertai permintaan maaf.

Harapan ke depan laksana apa?